Selasa, 03 April 2012

Buku : Sejarah Kesenian Islam jilid 1
Penulis : C.ISRAR
Penerbit : Bulan bintang, jakarta
Tahun : 1978
Tebal : 258

Sejarah Kesenian Islam
A. Pengantar Ke-Kesenian
Sejarah Perkembangan kebudayaan yang menggambarkan hidup dan tumbuhnya kesenian dari masa dahulu kala. Dalam tingkat pertama, manusia membuat alat-alat dan senjata untuk kebutuhan semata, dengan tidak mengindahkan rupa dan bentuknya, tidak dihaluskan dan diukir dan sebagainya. Dalam tingkat kedua, pengalaman hidup mereka sehari hari memberikan dan menimbulkan cara befikir yang baru, ketika tenaga dan alat senjata tidak lagi mempan untuk berhadapan dengan kekuatan alam, mulailah timbul suatu kepercayaan bahwa di atas dunia ini selain ada benda-benda alam, masih ada tenaga-tenaga gaib yang tidak dapat ditentang. Mereka melihat tenaga-tenaga besar itu bersemayam di kayu-kayu besar, gua batu, laut, dan sebagainya.
Tenaga besar itu disebut Dewa yang kemudian diyakini dan harus dilaksanakan apa kehendaknya dengan melakukan berbagai upacara, tarian, serta persembahan lainnya. Tempat pemujaan harus bagus, persembahan harus indah. Maka kesemuanya harus diperindah, diukir, dan sebagainya. Itulah dalam seni primitif, banyak dijumpai alat-alat yang dihiasi dengan ukiran indah yang bersumber dari kepercayaan yang dianut. Dalam perkembangan sejarah kesenian, “kepercayaan” dan “agama” adalah merupakan sumber inpirasi yang amat besar. Doctrinne Buddhisme, mewujudkan Borobudur di Indonesia, Angkor Wat di Kamboja. Umat kristen dengan gereja seperti Sint Peter di Roma, dan tentunya Agama Islam dalam sejarah perkembangannya.

B. Bangsa Arab Pada Zaman Jahiliyyah
Walaupun bangsa arab Jahiliyyah itu, sebagian besarnya hidup dalam kemiskinan, baik marerieel ataupun rohani, tetapi dalam watak mereka yang keras membeku, terselip sifat yang berharga menjunjung tinggi keindahan dan kesenian terutama seni sastra, seni suara dan seni pahat. Di waktu senggang, sambil bergembala, mereka menghabiskan waktu dengan mendengarkan hikayat dan alkisah yang menarik. Cara hidup nomaden, di tengah gurun pasir, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencipta bebas, sehinnga lahir penyair dan ahli kasidah yang ternama seperti Antarah Ibnu syaddad.

C. Muhammad Saw
Nabi Muhammad di besarkan ditengah masyarakat padang pasir, di mana yang berkuasa ialah pujangga dan penyair. Ke tengah masyarakat yang seperti inilah, Nabi Muhammad diutus Tuhan, untuk mengembangkan agama Islam. Oleh sebab itu Tuhan telah menurunkan mu’jizat kepada Nabi Muhammad, bersesuaian dengan keadaan jiwa masyarakat yang dihadapannya.
Di antara mu’jizat-mu’jizat yang terpenting ialah Al-Qur’an yang mulia. Susunan Al-Qur’an itu, jika dipandang dari sudut kesusastraan Arab, nyatalah amat indah gaya bahasanya. Indah dan menakjubkan, mudah difahami, menggetarkan rasa hati mukmin yang mendengarya. Di dalam ayat yang diterakan diatas itu, nyatalah bahwa Al-Qur’an telah membukakan pintu dan memberikan jalan bagi kesenian. Dalam agama islam, keindahan atau kesenian itu adalah perlambang dari muhabbah atau kecintaan kaum muslimin kepada Zat Yang Maha Esa.

D. Kesenian Islam
Daerah kesenian islam meluas dari Timur sampai ke Barat. Perwujudan kesenian Islam, adakalanya berbentuk seni sastra, seni bangun, seni tulis, seni ukir, seni lukis, dan lain-lain. Serta terdapat di Indonesia, Malaya, India, Pakistan, Arabia, Turki, Tunisia, Maroko, Andalusia, dan negeri Islam lainnya dan dan tiap tiap negara mempunyai wujud sendiri yang berbeda corak ragam keindahannya. Dari segi seni bangunan dapat dilihat pada bentuk kubbah, lengkung atau arcade, tiang dan kapitelnya, menara azan, ragam hias dan lain-lain.

E. Masjidil-Haram
Merupakan Masjid yang tertua di permukaan bumi ini. Pada awalnya masjidil haram hanya sebuah lapangan terbuka, belum ada dinding yang membatasi yang ditengahnya adalah ka’batullah. Pada masa khalifah Umar bin Khattab melakukan perluasan pada Masjidil Haram, begitu juga pada abad 26 H pada masa Usman bin affan. Kemudian pada masa dinasti Umaiyah dengan khalifah Abdul Malik bin Marwan mulai dilaksanakan usaha-usaha untuk menyempurnakan bangunan masjid serta diperluas dari masa sebelumnya.
Setelah agama islam sampai ke negeri Mesir, Persi, dan negeri lain yang telah tinggi peradaban dan kebudayaannya, bangsa arab terbuka untuk mempelajari seni bangun, sehingga timbul keinginan untuk mendirikan gedung-gedung dan masjid indah. Pada Masa Walid bin Abdul-Malik khlifah keenam bani umaiyah cita-cita untuk memperindah masjid dapat dilaksanakan. Mulai dari memberi pintu dan jendela dengan arcade dan dihiasi denga ukiran-ukiran yang indah, tiangnya dibuat dari batu granit. Singkat ceritanya masjidil haram tidak diperluas lagi sesudah masa Al-Mahdi.
Masjidil haram mempunyai tujuh buah menara azan. Pada tiap-tiap penjuru terdapat sebuah menara, selain itu juga punya 17 buah bab dan 38 buah jendela. Sisi mesjid yang menghadap ke timur mempunyai empat buah bab dan 11 buah jendela. Sisi sebelah utara yang menghadap ke negeri Syam, mempunyai 5 buah bab dan 6 buah jendela, Sisi masjid yang menghadap ke barat mempunyai 3 buah bab dan 4 buah jendela, Sisi masjid sebelah selatan yang menghadap ke negeri Yaman mempunyai 7 buah bab dan 7 buah jendela.

F. Masjid Nabawi
Masjid Nabawi atau Masjid Madinah ditinjau dari sudut kesenian, nyatalah bahwa masjid masjid Madinah itu mengesankan pewujudan keindahan antara perkawinan cara cipta dari kesenian bangsa yang telah tua dan tinggi kebudayaannya. Corak naturalis dari seni Rumawi nyata mengesan pada tiang dengan kapitelnya. Ukiran dan relief kapitel-kapitel masjid itu mencoba mengganding motief naturalis yang sesungguhnya. Deretan pilar marmer dengan ruangan luas di tengahnya, mengembalikan ingatan kepada quarum pada bangunan orang rumawi. Hiasan-hiasan antefix pada bagian atas dinding yang sebelah luar mengesankan pengaruh cara cipta seni hias mesir.

G. Syiria
Syiria merupakan sebuah negeri yang terpenting dalam dunia Islam, terutama di kota Yarussalem amat penting artinya bagi ummat Islam karena di sanalah berdirinya Masjidil-Aqsha yaitu masjid yang ketiga sesudah Masjidil-Haram dan Masjid An-Nabi. Masjid ini awalnya adalah sebuah gereja Nasrani yang didirikan oleh kaisar Yustinian pada tahun 570 M. Mihrab masjid ini dihiasi dengan mozaik, di sana tertulis bahwa mihrab yang indah itu dibuat oleh Sultan Salahuddin pada tahun 583 H. Jendela kaca yang ada sebelah atas mihrab ini dibuat dalam abad ke 16, mimbarnya yang penuh dengan ukiran dibuat pada tahun 564 H. Bangunan ini memiliki dua buah sayap yang masing-masingnya mempunyai mihrab.

H. Damaskus
Bangunan penting yang terdapat di kota damaskus adalah masjid Madinah. Panjangnya dari sisi timur ke sisi barat 300 hasta. Di tengah-tengah terdapat sahan dan tiga buah kubbah. Kubbah disebelah barat dinamakan kubbah aisyah dan disangga oleh delapan buah tiang marmer berukir. Kubbah yang kedua yang disebelah timur dinamakan kubbah Zain al-Abidin. Kubbah yang ketiga terletak di tengah-tengah sahan. Bentuknya segi delapan dan disangga empat buah tiang serta dibawahnya ada pancaran air (fontain) dan tempat berwudu. Selain itu Masjid ini mempunyai empat buah mihrab dan empat buah gapura. Masjid umaiyah dibangun dengan bagus dengan ukiran dan tulisan arab. Jendelanya dari kaca yang berwarna, lantainya marmer, plafonnya dari kayu sanubar yang dilapisi dengan emas, mihrabnya dihiasi dengan fusaifisa dan permata yang mahal.

I. Bagdad
Kota bagdad menjadi saingan bagi kota Cordova di Andalusia karena keindahan dan kemasyhurannya. Kedua kota ini yaitu bagdad dan cordova, ganding-menggandingi dalam segala hal dan merupakan dua persaingan yang membawa pengaruh besar dalam perkembangan kebudayaan dan kesenian Islam. Kota bagdad yang baru didirikan itu, bundar bentuknya tidak ada pada waktu itu sebuah juapan kota-kota dunia yang demikian bentuknya. Di sekeliling kota dipagar dengan tembok batu yang tebal dan tinggi denga 4 buah gapura. Pada tembok kota terdapat 28 buah menara pengintip yang dikawal siang malam. Pada setiap gapura disebelah atasnya dibuatkan sebuah tribune, sebagai anjung peranginan.
Di tengah-tengah kota Bagdad yang besar itu, berdirilah Darul Khilafah yang amat indah bangunannya. Kubbah istana itu berwarna hijau 40 meter tingginya dari tanah. Di puncak kubbah berdiri sebuah arca seorang pahlawan berkuda yang sedang mengayunkan lembing. Arca itu terbuat dari perunggu dapat berputar-putar. Pada masa Harun Al-Rasyid, adalah masa kebangkitan. Dalam masa yang sangat singkat umat islam telah berhasil menyelami mutiara pengetahuan. Umat islam telah menarik sari-pati dari pengetahuan yang berharga itu, sebagai bahan dalam pembinaan kebudayaan islam yang baru.

J. Mesir
Dalam abad pertama dan masuknya islam ke negeri Mesir, belum ada perubahan baru, kesenian islam di mesir itu memuncaknya ialah pada masa negeri ini di bawah pemerintahan kerajaan Fathimiyah. Kota Qahirah yang kemudian terkenal dengan nama Kairo, menjadi pusat kesenia dan kebudayaan Islam. Waktu itulah seni bangun, seni ukir, seni tulis, seni keramik, dan lainnya berkembang subur sekali. Sultan Khumaraweih bin tulun telah mendirikan sebuah istana yang indah di tengah taman yang permai. Kebesaran kerajaan Fatimiyah meningkat pada masa Khalifah Al-Mustansir (1036-1094 M ), menurut seorang orientalis dan ahli sejarah bangsa perancis yang dikutip dari buku karangan Al-Maqrizy, mengatakan bahwa Istana pada zaman Al-Muntasir itu makmur itu negara kaya raya dan makmur, istana dan segala isinya tidak bernilai harganya, perbendaharaan raja penuh denga emas, permata, ya’kut, merjan, mutiara, delima, dan lainnya. Berjenis-jenis arca yang terbuat dari emas dan taman dilingkungan tembok istana.
Bangunan-bangunan yang ada di Mesir, dapat mencermikan pertumbuhan dan perkembangan seni bangun Islam. Di kairo berdiri berpuluh-puluh masjid yang dibangun dalam masa berlainan. Seperti Masjid Amru bin Ash, Masjid Ibnu Tulun, Masjid Al-Azhar, Masjid Qalawun, Masjid Sultan Hasan, dll.

K. Afrika Utara
Afrika utara pernah menjadi puncak kejayaan dan kebesaran Islam. Lebih-lebih ketika dibawah pemerintahan dinasti Al-Aghalibah (800-900 M). Kemajuan dalam lapangan kebudayaan serta mutu seni yang telah dimiliki oleh umat Islam digambarkan dengan banyaknya bangunan-bangunan Islam yang terdapat di Afrika Utara. Seperti Masjid Besar Qairuan yang indah denga dindin yang sebelah dalam dan langitannya penuh dengan ukiran dan tulisan dari ayat Al-Qur’an. Tiang-tiangnya yang besar terbuat dari batu pualam; relief yang menghiasi kapitel tiang pualam itu berbagai ragam motiefnya.

L. Kesenian Islam di Spanyol
Selaras dengan kemajuan cara berfikir ummat Islam pada masa itu, maka senui ukir dan seni hias mendapat kemajuan yang lebih pesat jauh lebih tinggi dari mutu masa lalu. Kemajuan tersebut nyata kentara dalam usaha melepaskan diri dari kungkungan motif yang amat sempit. Pengluasan motif dari bentuk alam cosmos dan alam botanis saja, adalah suatu perobahan yang berani dalam sejarah perkembangan seni rupa Islam. Oleh karena itu dalam masa kejayaan Islam di Andalusia mulai ditemui hasil-hasil seni skulptur dan seni lukis mengambil motif dari alam biologis atau makhluk bernyawa.
Ukiran yang menghiasi sebuah jambangan bunga besar yang terdapat dalam salah satu ruangan istana Alhambra, memperlihatkan suatu hasil kesenian yang tinggi, yang mencoba memperluas motif, namun masih ragu-ragu melukis makhluk yang bernyawa dalam bentuk yang naturalis. Lukisan dua ekor binatang yang berdiri berhadapan, kepalanya seperti burung unta tetapi badannya seperti badan giraf, binatang seperti ini hanya mungkin lahir dalam alam fantasi semata. Besar kemungkinan bahwa ia adalah hasil pemecahan antara keinginan dan tradisi.
Beberapa abad kemudian sesudah nabi wafat, yaitu sesudah agama islam mulai memasuki dan menguasai negeri-negeri yang telah tinggi peradaban dan kebudayaannya, maka terjadilah perobahan dan kemajuan dalam cara berfikir, terutama dalam menghadapi soal-soal yang baru, yang belum ada pada masa Rasulullah s.a.w. masih hidup. Umpamanya kemajuan dalam lapangan ilmu hayat membutuhkan berbagai jenis gambar binatang. Hyphothese yang dilakukan dalam laboraturium Perguruan Tinggi Kedokteran di Cordova menghendaki gambar-gambar anatomie manusia. Faham yang berangapan bahwa membuat sesuatu yang berbentuk makhluk bernyawa itu tidak diharuskan dalam agama islam, mungkin amat sulit dipertahankan terutama dalam abad modern ini.
Demikianlah kemungkinannya jalan fikiran ummat islam pada zaman kerajaan islam pada zaman kerajaan Islam berkuasa di Spanyol, sehingga dalam sejarah kesenia Islam di Andalusia itu banyak ditemui arca yang indah mutunya. Selain itu seni lukis berkembang dan mendapat tempat dalam pertumbuhan kebudayaan Islam. Lukisan berwarna yang amat besar dari Majelis Umara’ yaitu lukisan raja-raja Islam di Cordova yang menghiasi paflon sebuah ruangan Alhambra, cukup memenuhi syarat-syarat visuel dan geesteliyke element yang harus ada pada seni lukis.

G+

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di IPMAWANKU

0 komentar:

Artikel terkait :